Band Metal asal Garut, Jawa Barat, Voice Of Baceprot merilis lagu baru bertajuk ‘Mighty Island’ pada 5 Oktober 2024. Dalam lagu ini mereka menelisik tentang kerusakan lingkungan yang ternyata aktivitas manusia menjadi faktor utama dalam perusakan lingkungan.
Firda “Marsya” Kurnia (gitar & vocal), Widi Rahmawati (bass), dan Euis Sitti Aisah (drum) melalui lagu ini berusaha menggambarkan kehancuran alam yang disebabkan oleh tindakan-tindakan manusia, seperti pemusnahan hutan dan lahan hijau, tindakan korup, pencemaran laut, perburuan liar, dan perilaku-perilaku ugal-ugalan manusia lainnya yang menjadi penyokong mutlak krisis iklim.
Berangkat dari keresahan yang dibawa oleh Marsya dan kawan-kawan itu mereka memberi tajuk “Mighty Island”. Dalam keterangan tertulis, mereka mengungkapkan kata ‘’Island’ dalam judul lagu tersebut dimaksudkan sebagai simbol penghantar rasa getir, bahwa bumi yang dahulu indah, kokoh, dan menjadi sumber beragam kehidupan, kini kian terkikis habis-habisan oleh syahwat keserakahan penguasa, dan ketidakpedulian masyarakat pada eksploitasi barbar berdalih ekonomi, serta ketamak-rakusan pengusaha-pengusaha lalim yang memiliki kekuasaan super untuk mengacak-acak regulasi lingkungan.
Perilisan resmi format audio Mighty Island akan dilaksanakan dalam beberapa waktu ke depan. Sebagai pembuka, VOB menghadirkan video lirik yang dapat disimak di kanal YouTube resmi Voice of Baceprot.
Perilisan vidio lirik tersebut dilakukan VOB agar pesan dan suara kerisauannya dapat menjangkau pendengar secara luas.
“Hal tersebut kami lakukan sebagai salah satu upaya untuk menggaungkan suara risau itu secara lebih luas. Kami juga menganggap langkah itu sebagai upaya untuk mendapatkan kembali rumah ramah tempat bersemayamnya karya-karya kami,” ungkap Marsya dalam siaran persnya, Sabtu (5/10/2024).
“Kami teramat sadar bahwa menumbuhkan kesadaran (seperti yang telah banyak diupayakan orang-orang) tentang perlunya aksi nyata untuk menjaga keberadaan alam yang sehat adalah proses yang panjang, rumit dan berliku. Namun, di tengah kecemasan yang kian akut itu, kami mencoba berupaya untuk memelihara kepercayaan. Bahwa mungkin saja lagu ini bisa juga menjadi penyeru serta mampu turut mengajak siapapun untuk tak lantas hanya berhenti setelah merasa punya kesadaran, setelah merasa perlu mengaku waras. Lebih dari sekadar itu, mungkin juga lagu ini bisa ikut menjadi sulur bagi siapapun agar punya kemauan untuk bertindak menyelamatkan alam, menyelamatkan masa depan,” lanjutnya.