Emisi Karbon Global Meningkat pada 2024, Target Perubahan Iklim Kian Sulit Dicapai

20
Sejumlah cerobong asap dari pembangkit listrik tenaga uap di Cilegon, Banten, 11 Juli 2020. REUTERS/Willy Kurniawan

Laporan Global Carbon Budget 2024 mengungkapkan emisi karbon dari bahan bakar fosil diproyeksikan mencapai 37,4 miliar ton tahun ini, naik 0,8 persen dibandingkan 2023. Jika digabungkan dengan emisi akibat deforestasi dan perubahan tata guna lahan lainnya, total emisi global diperkirakan mencapai 41,6 miliar ton, naik sekitar 1 miliar ton dari tahun lalu.

“Dampak perubahan iklim semakin terlihat jelas, tetapi pembakaran bahan bakar fosil belum menunjukkan tanda-tanda puncaknya,” kata Profesor Pierre Friedlingstein dari Global Systems Institute, University of Exeter, seperti dikutip oleh Science Daily. Ia menambahkan, “Waktu semakin sempit untuk memenuhi target Perjanjian Paris. Pemimpin dunia yang bertemu di COP29 harus segera melakukan pemangkasan besar-besaran terhadap emisi.”

Meski demikian, ada perkembangan positif. Profesor Corinne Le Quéré dari Royal Society Research di University of East Anglia menyebut bahwa aksi iklim mulai menunjukkan hasil. “Data menunjukkan penetrasi energi terbarukan dan mobil listrik semakin luas. Selain itu, emisi akibat deforestasi juga mengalami penurunan untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir,” ujarnya.

Namun, tantangan tetap besar. Glen Peters dari Pusat Penelitian Iklim Internasional (CICERO) menekankan pentingnya kerja sama global. “Beberapa negara telah berhasil mengurangi emisi, tetapi ada pula yang terus meningkat. Semua negara perlu mempercepat upaya menuju nol emisi bersih,” katanya.

Dengan laporan ini, tekanan bagi pemimpin dunia untuk bertindak semakin besar, terutama menjelang pertemuan COP29. Jika langkah signifikan tidak diambil, target untuk menjaga pemanasan global di bawah 2 derajat Celsius dari tingkat pra-industri semakin sulit tercapai.