Bulan ini menjadi panggung megah bagi Abel Tesfaye, sang maestro di balik moniker The Weeknd. Setelah sukses membuka tur dunianya yang bertajuk “After Hours Til Dawn” di Glendale, Arizona. Setelah tiketnya ludes terjual, kini ia siap meluncurkan babak baru dalam kariernya dengan menandai debutnya di layar lebar dengan film fitur perdana berjudul “Hurry Up Tomorrow,” yang distribusinya di rumahi oleh Lionsgate secara global.
“Minggu ini benar-benar menjadi momen puncak bagi seorang seniman,” ujar Darryl Eaton, salah satu petinggi tur global di CAA, menegaskan betapa signifikannya pencapaian ini. Lebih lanjut, Eaton memprediksi bahwa tur “After Hours Til Dawn” berpotensi merajai tangga tur Amerika Utara tahun ini, dengan proyeksi pendapatan melampaui angka fantastis $400 juta, mengutip dari Variety.
Sementara itu, “Hurry Up Tomorrow,” yang hadir sebagai pendamping visual dari album The Weeknd dengan judul yang sama yang dirilis Januari lalu, mengajak penonton dalam sebuah perjalanan naik turunnya psikologis. Film ini menampilkan interpretasi fiksi dari sang artis, yang terinspirasi dari momen-momen tergelap dalam kehidupannya.
Disutradarai oleh Trey Edward Shults dan dibintangi oleh talenta-talenta berbakat seperti Jenna Ortega dan Barry Keoghan, “Hurry Up Tomorrow” justru digarap sebelum albumnya rampung. Film ini lebih tepat dilihat sebagai salah satu elemen dari pengalaman multiplatform inovatif yang merangkai musik, sinema, dan pertunjukan panggung menjadi satu kesatuan yang utuh.
Mewujudkan proyek brilliant ini membutuhkan sinergi dari berbagai pihak, termasuk Lionsgate, Republic Records yang merupakan rumah bagi label XO milik The Weeknd, Manic Phase Productions, Live Nation, dan CAA. WME sendiri memegang peran kunci dalam pengemasan dan penjualan film ini, serta kini mewakili Tesfaye di seluruh spektrum kariernya, termasuk tur.
Mengumpulkan begitu banyak kepala kreatif dalam satu proyek berpotensi menimbulkan tantangan logistik yang rumit. Namun, Adam Fogelson, ketua grup film Lionsgate, mengungkapkan kepada Variety bahwa kolaborasi ini berjalan lebih mulus dari perkiraan. Meskipun rapat virtual seringkali diramaikan oleh puluhan suara dari berbagai disiplin ilmu, Fogelson menekankan pentingnya komunikasi dan pemahaman peran sejak awal. “Kami menghabiskan waktu di awal hubungan ini untuk memastikan semua orang memahami peran mereka dalam orkestra ini, bagaimana setiap orang dapat memberikan nilai maksimal tanpa mengganggu siapa pun. Jadi, tahap pertama adalah bagi setiap orang untuk menetapkan apa peran dan tanggung jawab mereka, dan kemudian semua orang memastikan bahwa kami berkomunikasi secara berlebihan dan bahwa setiap orang mendukung pekerjaan orang lain,” jelasnya.
Lionsgate, yang sebelumnya dikenal dengan tangan pertama bagi kesepakatan awal dengan para pembuat film seperti Chad Stahelski, Francis Lawrence, dan Paul Feig, mengambil langkah berani dengan bermitra bersama The Weeknd. Langkah ini membuka peluang untuk menjelajahi wilayah baru dalam mendukung para performer yang tengah mencari cara inovatif untuk terhubung dengan para penggemarnya.
Film thriller eksperimental yang menarik ini, dengan latar belakang musik khas The Weeknd sambil mengeksplorasi psikoanalisis kepribadian melalui gagasan Jungian, mungkin tidak akan mendulang keuntungan sebesar film-film blockbuster seperti “Final Destination: Bloodlines” yang akan tayang bersamaan. Namun, memang bukan itu tujuannya.
Dengan proyeksi pendapatan sekitar $15 juta, “Hurry Up Tomorrow” menawarkan proposisi yang menarik bagi Lionsgate, yang bergabung sebagai distributor pada November 2024. Potensi keuntungan dengan risiko biaya yang relatif rendah hampir terjamin, dan yang lebih penting, studio ini kini menjalin kemitraan dengan salah satu suara paling berpengaruh dan kreatif di industri hiburan saat ini.
“Saya pikir yang diwakilinya adalah bahwa Lionsgate adalah rumah yang dapat bekerja secara fleksibel dengan orang-orang yang kami anggap luar biasa dalam bakat mereka, dan apakah itu mengejar jalur tradisional atau menciptakan jalur yang sama sekali baru, kami di sini untuk bermitra dengan seniman terhebat di dunia,” tegas Fogelson.
Omar Al-Joulani dari Live Nation menambahkan bahwa komitmen The Weeknd terhadap peluncuran yang tidak konvensional ini adalah sebuah bukti dari visinya yang jelas tentang perjalanan kreatif yang sedang ia jalani. Ia juga menyoroti keterampilan khusus yang dibutuhkan untuk menyatukan begitu banyak talenta kreatif lintas disiplin dalam satu kerangka kerja.
Dengan tur yang masih berlangsung dan album yang mencetak rekor sebagai debut terbesar tahun 2025 di Amerika Serikat, menjadi salah satu awal yang jelas bagi “Hurry Up Tomorrow” untuk memberikan dampak yang signifikan. Bukan semata-mata sebagai penguasa box office, tetapi lebih sebagai perluasan inovatif dari visi artistik seorang musisi, sebuah langkah yang mengingatkan pada jalur yang ditempuh Prince dengan “Purple Rain” pada tahun 1984.
“Orang kami selalu berani tampil beda dan tidak takut untuk tidak pernah mengikuti strategi atau kampanye tradisional,” kata Monte Lipman, pendiri, ketua, dan CEO Republic Collective. “Ini jelas merupakan salah satu proyeknya yang paling ambisius dan mendalam hingga saat ini, tetapi dia tidak pernah berhenti membuat kagum saat dia terus maju ke wilayah yang belum dipetakan,” tutupnya.







