Demo 2025 Tinggalkan Jejak Kerusakan, Fasilitas Umum Jadi Korban!

68
Sumber: Tirto.id

Pada akhir Agustus 2025, Indonesia diguncang gelombang demonstrasi besar di berbagai kota, termasuk Jakarta, Makassar, Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung. Aksi yang semula berfokus pada penolakan tunjangan anggota DPR yang dianggap berlebihan berubah menjadi kerusuhan setelah seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, meninggal akibat tertabrak kendaraan polisi. Kejadian tragis tersebut memantik kemarahan masyarakat dan mendorong meluasnya aksi protes ke berbagai wilayah.

Dalam kondisi itu, sejumlah warga mengungkapkan keprihatinan atas tindakan perusakan fasilitas umum. Aksi vandalisme yang diduga dilakukan oleh oknum tak dikenal (OTK) ini tidak hanya menimbulkan kerugian material, tetapi juga menambah keresahan masyarakat yang sebenarnya berharap demonstrasi berlangsung damai dan tetap fokus pada tuntutan awal.

Kerusakan fasilitas umum memberikan dampak nyata terhadap kelancaran aktivitas sehari-hari masyarakat. Gangguan transportasi, penutupan akses jalan, hingga terbatasnya layanan publik membuat mobilitas warga terganggu. Kondisi demikian menambah beban masyarakat luas, termasuk mereka yang tidak terlibat dalam aksi, yang akhirnya merasakan dampak ekonomi serta terganggunya rasa aman dalam keseharian.

Pemerintah bersama aparat terkait segera mengambil langkah pemulihan, termasuk memperbaiki infrastruktur umum yang rusak dan memperketat pengamanan di area yang dianggap rawan. Beberapa instansi juga menurunkan tim teknis untuk memperbaiki infrastruktur transportasi, seperti halte bus dan stasiun MRT, agar layanan publik dapat segera kembali normal. Meskipun upaya perbaikan berlangsung cepat, pemulihan penuh diprediksi membutuhkan durasi dan anggaran signifikan karena besarnya tingkat kerusakan.

Berikut kerusakan fasilitas umum yang menjadi korban.

  • Halte TransJakarta dan Infrastruktur Transportasi

Di Jakarta, kerusakan paling parah terjadi pada fasilitas transportasi publik. Kerusakan juga menimpa setidaknya 22 halte TransJakarta, sebagian diantaranya terbakar. Halte-halte utama seperti Bundaran Senayan, Senayan Bank Jakarta, Polda Metro Jaya, Senen Sentral, Gerbang Pemuda, dan Pemuda Pramuka termasuk dalam daftar tersebut. Di samping itu, 16 halte lainnya mengalami vandalisme ringan yang mengganggu jalannya layanan bus di ibu kota.

Kerusakan tersebut berdampak signifikan pada mobilitas warga Jakarta. Banyak rute TransJakarta terpaksa dihentikan atau dialihkan, sehingga penumpang harus mencari alternatif transportasi dengan biaya lebih tinggi dan waktu tempuh yang lebih lama. Dampak kerusakan tersebut tidak sebatas membebani pekerja harian, melainkan turut mengganggu mobilitas pelajar dan berbagai kelompok masyarakat yang mengandalkan transportasi umum murah.

Sumber: WestJavaToday.com
  • MRT, Stasiun, dan Transportasi Publik Lain

Gangguan juga terjadi pada layanan MRT Jakarta. Pasca insiden tersebut, layanan MRT terbatas pada jalur Blok M menuju Lebak Bulus serta arah sebaliknya. Sementara itu, layanan menuju Bundaran HI dihentikan karena beberapa stasiun mengalami kerusakan dan membutuhkan perbaikan. Setelah situasi mulai terkendali, MRT kembali mengoperasikan rute penuh dari Stasiun Lebak Bulus hingga Bundaran HI. Namun, Stasiun Istora Mandiri masih ditutup karena kondisinya rusak parah dan belum layak digunakan.

Sumber: OkezoneNews
  • Gerbang Tol dan Infrastruktur Jalan

Selain halte, sejumlah fasilitas pendukung jalan tol juga menjadi korban kerusuhan. Water barrier, rubber cone, MCB, dan CCTV mengalami kerusakan setelah massa membakar tujuh gerbang tol, termasuk Slipi 1–2, Pejompongan, Senayan, Semanggi 1–2, dan Kuningan 1. Penutupan sementara ruas tol Cawang–Tomang–Pluit tak terhindarkan, yang kemudian menyebabkan kemacetan panjang dan terganggunya distribusi kendaraan.

Sumber: Tempo.co
  • Pusat Perbelanjaan dan Komersial

Kericuhan juga berdampak pada sektor komersial. Untuk menghindari kemungkinan bahaya, beberapa mal utama seperti Atrium Senen, Senayan Park, Lippo Mall Nusantara, Sarinah, serta Plaza Senayan memutuskan menghentikan aktivitas lebih cepat dari jam biasanya. Bahkan, sejumlah butik mewah seperti Dior, Fendi, Bvlgari, dan Louis Vuitton melakukan evakuasi barang dagangan untuk menjaga keamanan aset mereka. Keputusan tersebut menunjukkan besarnya kekhawatiran para pelaku usaha terhadap risiko kerusakan maupun penjarahan di tengah kondisi yang tidak stabil.

Kerusakan fasilitas umum akibat demonstrasi pada Agustus 2025 membawa dampak yang sangat luas mulai dari terhambatnya mobilitas warga, kerugian finansial yang signifikan, hingga tekanan psikososial bagi masyarakat terdampak. Situasi demikian menjadikan rasa percaya warga terhadap keamanan publik dan kinerja layanan pemerintah semakin rentan. Meskipun proses perbaikan telah berjalan, pemulihan secara menyeluruh jelas membutuhkan waktu panjang serta koordinasi lintas lembaga. Indonesia kini menghadapi tantangan besar untuk memulihkan kembali harmoni sosial sekaligus menata ulang infrastruktur perkotaan yang porak-poranda.