Drake Ditawari ‘Max Offer’ untuk Tampil di Rolling Loud Setiap Tahun, Ungkap Co-Founder Festival

13
Sumber: gettyimages

Rolling Loud, festival hip-hop terbesar yang kini menjelajah ke beberapa benua lagi-lagi menarik perhatian publik bukan hanya karena daftar line-up yang selalu penuh bintang, tetapi juga karena pengakuan mengejutkan dari salah satu pendirinya, menurut Tariq Cherif, Rolling Loud rutin mengirimkan “max offer”, penawaran tertinggi mereka, bernilai jutaan dolar kepada Drake setiap tahun, namun sang superstar tetap menolak. Pernyataan ini memicu spekulasi soal dinamika negosiasi artis-festival, strategi tur Drake, dan apa artinya bagi penggemar yang berharap melihatnya di panggung Rolling Loud.

Pernyataan itu muncul ketika Tariq Cherif tampil dalam livestream bersama Adin Ross dan DJ Akademiks. Dalam percakapan tersebut Cherif mengaku, “I send an offer to Drake every year. … We send him our max offer, millions of dollars”. Dengan kata lain, Rolling Loud mengaku telah menawarkan angka maksimum yang bisa mereka bayarkan angka yang menurut beberapa laporan berada di kisaran jutaan dolar. Cherif bahkan menyebutkan bahwa festival pernah menawarkan opsi khusus seperti membuat Drake menjadi headliner selama tiga malam. Pernyataan serupa juga dilaporkan oleh beberapa media lain yang mengutip kutipan dari livestream tersebut, menunjukkan konsistensi narasi Rolling Loud berulang kali mendekati Drake, selalu dengan tawaran besar, namun tidak pernah berhasil mengamankan penampilan formalnya.

Sumber: gettyimages

Tidak ada pernyataan langsung dari pihak Drake atau tim manajemennya yang menjelaskan alasan penolakan tersebut, sehingga berbagai asumsi muncul berdasarkan pola karier dan strategi artis besar. Salah satunya berkaitan dengan strategi tur dan eksklusivitas, di mana artis sekelas Drake biasanya mengatur jadwal penampilan dengan sangat hati-hati agar tidak mengganggu ritme album, tur, maupun kesepakatan eksklusif tertentu. Sebagai contoh, Drake pernah menjadi headliner untuk beberapa festival besar, termasuk penampilan tiga malam di Wireless, sehingga kemungkinan besar ia memilih format yang dirasa paling menguntungkan atau relevan secara strategis.

Selain itu, pembatasan jadwal dan komitmen lain juga dapat menjadi faktor, terutama ketika musim tur sedang padat dan tanggal Rolling Loud berpotensi berbenturan dengan residensi, proyek pribadi, atau tur globalnya. Pertimbangan artistik pun tidak bisa diabaikan; ada kemungkinan Drake ingin mempertahankan standar pengalaman panggung tertentu yang menurutnya lebih cocok diwujudkan melalui konser solo daripada festival besar dengan banyak batasan teknis. Di sisi lain, keputusan menolak juga bisa menjadi bagian dari negosiasi jangka panjang, seperti terkait syarat teknis, durasi set, atau aturan kontraktual yang belum sesuai. Karena belum ada klarifikasi resmi dari pihak Drake, semua hipotesis ini tetap bersifat spekulatif, namun cukup menjelaskan bagaimana seorang artis dengan nilai pasar sebesar Drake tetap dapat menolak tawaran bernilai besar sekalipun.

Sumber: Instagram/champagnepapi

Bagi Rolling Loud, pengakuan bahwa mereka menawarkan “max offer” menunjukkan dua hal, mereka punya kapasitas finansial untuk mengejar superstar global, dan mereka sangat ingin menghadirkan Drake yang secara komersial akan menjadi magnet tiket dan iklan. Namun penolakan juga menegaskan batas, bukan semua bintang besar bisa atau mau tampil di setiap festival, tidak peduli berapapun jumlah uang yang ditawarkan.

Penggemar, di sisi lain, bereaksi beragam. Sebagian kecewa karena keinginan untuk melihat Drake di panggung Rolling Loud tak kunjung terpenuhi; sebagian lagi mempertanyakan apakah ada alasan pribadi atau artistik yang membuat Drake menjauh. Di media sosial, klaim tentang nominal jutaan dolar bahkan memicu rumor angka spesifik (misal klaim $5–10 juta atau sekitar Rp83 – Rp167 miliar), meski angka pasti belum dikonfirmasi oleh sumber resmi festival atau manajemen Drake.

Dalam ekonomi festival dan tur modern, nilai penampilan artis papan atas bisa mencapai jutaan dolar, tergantung status artis, durasi set, eksklusivitas, dan konteks acara. Bila Rolling Loud mengatakan mereka mengajukan “max offer, millions of dollars”, itu konsisten dengan praktik industri, beberapa artis besar memang menerima tawaran dalam kisaran multi-juta untuk penampilan festival eksklusif, residensi, atau konser solo. Namun nilai pasti seringkali dirahasiakan karena klausul non-disclosure dan strategi tawar-menawar.

Di samping angka mentah, nilai penampilan juga dipengaruhi faktor lain, apakah artis akan menjadi headliner tunggal, apakah ada permintaan teknis besar, serta apakah ada tambahan biaya untuk tamu spesial atau hak siar. Semua ini bisa membuat “tagihan” total meningkat jauh melewati angka yang diumumkan publik.

Drake bukan satu-satunya artis besar yang pernah memilih format penampilan yang berbeda dari festival besar. Misalnya, beberapa artis lebih memilih residensi (beberapa malam di satu tempat), tur solo dengan produksi khusus, atau penampilan eksklusif di acara lain yang memberi lebih banyak kontrol kreatif. Contoh konkret pada 2025 Drake menjadi headliner selama tiga malam di Wireless Festival sebuah format yang berbeda dibanding sekadar tampil satu hari di festival lain yang menunjukkan ia kadang memilih struktur yang memberi lebih banyak ruang artistik.

Rolling Loud tetaplah salah satu festival hip-hop paling berpengaruh; kemampuan mereka menawarkan angka tinggi menunjukkan kekuatan brand dan sumber daya. Namun, penolakan Drake menggarisbawahi bahwa keberhasilan festival tidak mutlak tergantung pada satu nama besar. Rolling Loud telah berhasil menggaet sejumlah headliner besar lain dan terus melakukan ekspansi internasional (termasuk edisi terbaru di Mumbai), menandakan strategi diversifikasi line-up dan investasi jangka panjang dalam komunitas hip-hop global.

Kisah “max offer” Rolling Loud kepada Drake mengingatkan bahwa dalam dunia hiburan modern, keputusan tampil tidak semata soal angka. Jadwal, strategi artistik, eksklusivitas, dan preferensi pribadi semua ikut bermain. Meski tawaran finansial bisa sangat besar, artis kelas dunia seperti Drake memiliki pertimbangan yang jauh lebih luas dan itulah yang membuat setiap konfirmasi tampil menjadi peristiwa besar. Untuk penggemar, harapan tetap hidup musik selalu berubah, dan hari ketika Drake memutuskan untuk menerima tawaran Rolling Loud (atau festival lain) masih mungkin datang. Untuk saat ini, cerita ini hanya menambah bab menarik dalam dinamika antara festival besar dan superstar global.