A$AP Rocky & Margaret Qualley Bintangi Film Pendek Chanel Garapan Michel Gondry

7
Sumber: PAUSE Online

Belakangan ini, industri fashion dan hiburan tengah diramaikan oleh peluncuran film pendek terbaru dari rumah mode ikonik Chanel. Proyek ini menghadirkan kolaborasi besar antara A$AP Rocky dan Margaret Qualley sebagai bintang utama, dengan Michel Gondry sutradara penuh imajinasi yang dikenal lewat gaya visualnya yang unik sebagai pengarah. Alih-alih tampil sebagai kampanye promosi biasa, film pendek ini hadir layaknya sebuah karya seni sinematik yang memadukan unsur mode, narasi puitis, dan sentuhan visual khas Gondry. Perpaduan inilah yang membuatnya menjadi salah satu rilis paling diperbincangkan di ranah fashion global.

Chanel baru saja mengumumkan A$AP Rocky sebagai brand ambassador terbaru mereka, sebuah langkah strategis yang langsung menarik perhatian publik dan media internasional. Untuk menandai pengumuman penting tersebut, rumah mode asal Prancis ini merilis sebuah film pendek eksklusif yang digarap oleh Michel Gondry sutradara visioner yang terkenal dengan karya-karya bernuansa surealis dan penuh imajinasi, seperti Eternal Sunshine of the Spotless Mind. Sementara itu, kehadiran Margaret Qualley di proyek ini terasa sangat natural. Ia bukan sosok baru bagi Chanel; selama bertahun-tahun, Qualley telah menjadi bagian dari keluarga besar maison tersebut, tampil sebagai muse, model runway, hingga bintang dalam berbagai kampanye resmi Chanel.

Sumber: gettyimages

Kolaborasi antara A$AP Rocky, Margaret Qualley, dan Michel Gondry dalam film pendek ini menciptakan perpaduan menarik antara musik, fashion, seni peran, dan sinematografi. Setiap elemen bekerja harmonis, menghadirkan sebuah karya visual yang jauh melampaui format “iklan” pada umumnya lebih menyerupai sebuah cerita artistik yang dirancang untuk membangun kedekatan emosional dengan penonton.

Film pendek Chanel ini berdurasi sekitar tiga menit, namun dalam waktu singkat tersebut Gondry berhasil menghadirkan sebuah kisah yang padat, penuh gaya, dan sarat emosi. Alurnya dikemas dengan ritme cepat, visual yang ekspresif, serta atmosfer khas sineas Prancis itu sebuah perpaduan yang membuat film ini terasa seperti potongan mimpi yang hidup.

Kisah dibuka dengan adegan intim A$AP Rocky dan Margaret Qualley yang tertidur berdampingan di sebuah apartemen bergaya artistik di kawasan Williamsburg, New York. Tanpa banyak penjelasan, keduanya terbangun dan mulai menjalani hari masing-masing, seolah penonton diajak langsung masuk ke tengah-tengah cerita. Tak lama kemudian, Qualley tampak bergegas menuju stasiun subway. Rocky, masih mengenakan piyama sutra merah yang mencolok, memutuskan mengejarnya. Adegan pengejaran ini menjadi inti visual film sebuah rangkaian momen dramatis dan penuh energi. Rocky berlari menuruni tangga, menyusuri trotoar Manhattan, hingga melewati berbagai sudut kota yang ramai. Dalam salah satu momen paling surreal, ia bahkan digambarkan “berenang” menembus perairan menuju sisi kota lainnya metafora visual yang sangat Gondry, bermain antara realitas dan fantasi.

Semua upaya itu berujung pada satu adegan puncak Rocky berlutut sambil membuka sebuah kotak perhiasan Chanel, menciptakan kesan seolah ia sedang melamar Qualley. Momen ini difilmkan dengan sentuhan romantis dan dramatis, memperlihatkan kontras menarik antara gesture intim dengan latar New York yang dinamis, bising, dan penuh kehidupan.

Sumber: Kursiv.kz

Tidak ada satu pun dialog dalam film ini. Seluruh cerita disampaikan melalui gerak tubuh, ekspresi karakter, dan komposisi visual yang kuat. Musik atmosferik karya Le Motel menjadi satu-satunya pengikat emosi, memberi warna dreamlike yang membuat film terasa seperti puisi bergerak. Secara keseluruhan, estetika film ini menonjolkan permainan kontras antara kehangatan apartemen dan hiruk pikuk kota, antara keanggunan haute couture Chanel dan gritty-nya lanskap urban, serta antara narasi cinta dengan perjalanan penuh tantangan. Hasilnya adalah sebuah karya visual memikat yang mampu menyampaikan cerita cinta dengan cara yang unik, puitis, dan sangat Chanel.

Film pendek ini jelas bukan hanya kampanye visual bernuansa “lifestyle”, melainkan sebuah strategi kreatif yang dirancang dengan cermat oleh Chanel untuk memperkenalkan koleksi terbaru mereka, khususnya Métiers d’Art 2026. Alih-alih menampilkan busana lewat format katalog atau iklan tradisional, Chanel memilih pendekatan sinematik yang lebih halus, emosional, dan artistik.

Dalam narasi visual tersebut, Margaret Qualley tampil menggunakan beberapa look dari koleksi Métiers d’Art 2026, termasuk jaket houndstooth klasik yang dipadukan dengan celana biru pucat. Kombinasi ini menjadi representasi sempurna dari estetika Chanel masa kini elegan, modern, dan tetap berpijak pada identitas couture mereka yang ikonik. Setiap busana hadir bukan sebagai objek komersial, tetapi sebagai bagian organik dari karakter dan cerita yang dibangun Michel Gondry. Dengan memilih format film pendek penuh storytelling, Chanel ingin menunjukkan bahwa mode tidak hanya soal pakaian, tetapi tentang perasaan, atmosfer, dan pengalaman. Pendekatan ini menciptakan narasi emosional yang membuat penonton merasa terhubung dengan dunia Chanel seolah memasuki mimpi visual yang memadukan seni dan fashion.

Kolaborasi dengan A$AP Rocky dan Margaret Qualley juga bukan tanpa alasan. Rocky, dengan reputasinya sebagai ikon fashion dan musisi berpengaruh, membawa aura edgy dan modern yang kuat. Sedangkan Qualley, yang telah lama menjadi bagian dari keluarga Chanel, memberi sentuhan elegan dan cinematic yang natural. Kombinasi keduanya menjembatani dunia high fashion dengan budaya populer, menghadirkan cerita yang terasa relevan bagi audiens urban, global, dan generasi muda yang tumbuh bersama visual culture. Melalui strategi ini, Chanel bukan hanya mempromosikan koleksi, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai rumah mode yang inovatif, mampu membaca perkembangan zaman, dan terus menghadirkan pengalaman artistik yang meninggalkan kesan mendalam.

Michel Gondry memang bukan sutradara yang berasal dari dunia fashion, dan justru hal itulah yang menjadi kekuatan utama kolaborasi ini. Ia membawa sentuhan sinema indie yang khas penuh imajinasi, nuansa mimpi, hingga visual eksentrik yang jarang ditemui dalam kampanye mode tradisional. Gaya Gondry yang dreamlike dengan sedikit aroma nostalgia mampu mengubah citra Chanel dari sekadar rumah mode mewah menjadi sebuah narasi emosional yang dapat menyentuh penonton pada level yang lebih dalam.

Sumber: gettyimages

Pemilihan format film pendek berdurasi sekitar dua hingga tiga menit juga merupakan strategi yang cerdas. Durasi singkat ini membuat cerita terasa padat dan fokus, sekaligus sangat cocok untuk konsumsi digital di platform seperti media sosial dan situs resmi Chanel. Tanpa dialog, film ini mengandalkan kekuatan visual dan musik latar dari Le Motel untuk membangun atmosfer. Keputusan “diam berbicara” ini membuat setiap gerak, warna, dan komposisi gambar tampil lebih kuat, sejalan dengan konsep “less is more” yang justru menghasilkan pengalaman maksimal.

Melalui pendekatan artistik seperti ini, Chanel menegaskan bahwa pemasaran fashion kini tidak lagi sebatas runway, katalog, atau lookbook, melainkan sebuah pengalaman sinematik yang mampu mengajak audiens masuk ke dalam dunia mereka bukan hanya melihat busana, tetapi merasakan cerita di baliknya.

Film pendek ini resmi dirilis pada 30 November 2025, bertepatan dengan pengumuman A$AP Rocky sebagai brand ambassador terbaru Chanel. Momen tersebut dimanfaatkan sebagai peluncuran ganda yang strategis memperkenalkan wajah baru Chanel sekaligus menyiapkan panggung untuk debut koleksi Métiers d’Art 2026. Koleksi tersebut dijadwalkan tampil pada 2 Desember 2025, sehingga film ini berfungsi layaknya teaser visual yang membangun rasa penasaran, menciptakan suasana, dan memberikan gambaran awal mengenai arah estetika koleksi baru tersebut melalui narasi dan gaya hidup yang ditampilkan.

Strategi ini semakin relevan di tengah era ketika fashion, musik, dan budaya pop saling bertaut secara intens. Dengan melibatkan figur besar dari dua dunia berbeda musik melalui A$AP Rocky dan film melalui Margaret Qualley, Chanel berhasil menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam tanpa kehilangan identitas mewah serta artistiknya. Pendekatan multidisipliner ini memperkuat posisi Chanel sebagai brand yang tidak hanya mengikuti tren global, tetapi juga membentuknya melalui kreativitas lintas sektor.

Film pendek terbaru Chanel, dibintangi A$AP Rocky & Margaret Qualley dan disutradarai Michel Gondry, bukan sekadar kampanye biasa melainkan statement artistik dan strategis. Lewat estetika sinematik, fashion, musik, dan storytelling, Chanel menunjukkan bahwa brand mewah bisa relevan, eksperimental, dan emosional. Kolaborasi ini juga memperlihatkan masa depan di mana fashion bukan cuma soal pakaian tapi soal pengalaman, narasi, dan budaya pop. Bagi Chanel, ini adalah lompatan besar dalam memadukan heritage dengan inovasi.