Biar nggak nyesel, sebelum nonton mending baca review Mission Impossible – Fallout dulu

5733

Tom Cruise adalah Ethan Hunt. Meski sudah dua dekade sejak seri pertamanya hadir di sinema, Cruise or Hunt masih tetap mendebarkan.

Di Mission Impossible: Fallout, ia kembali berlari, melompat, dan menyelamatkan dunia dengan misi-misi yang sepertinya mustahil dilakukan.

Tagline itu bisa jadi inti cerita yang terdengar biasa saja, tapi MI Fallout lebih dari sekadar aksi Hunt. Di sini, meski di sepuluh menit pertama akan terasa membosankan karena penuh drama, dan emosional, dua pertiga film berikutnya akan membuat nafas tertahan dan enggan untuk beranjak, meski harus ke kamar kecil.

Adegan dibuka dengan memori manis Hunt bersama istrinya Julia (Michelle Monaghan). Mimpi buruk yang kemudian saling silang dengan adegan di mana ia menerima misi menyelamatkan dunia dari plutonium yang jatuh ke tangan penjahat.

Penyelamatan plutonium atau bom nuklir ini menjadi trigger cerita yang mempertemukan Hunt dengan tokoh-tokoh lainnya, seperti duo rekan setianya Benji (Simon Pegg) dan Luther (Ving Rhames), rekan dan love interest di masa silamnya Ilsa Faust (Rebecca Ferguson).

Hunt juga masih harus bertemu dengan Kepala Impossible Mission Force atau IMF (Alec Bladwin), serta saling bersitegang dengan direktur CIA Erika Sloane (Angela Basset), yang mengenalkan karakter baru August Walker (Henry Cavill) yang akan menjadi timnya Hunt dalam mengejar plutonium.

Sementara, di sisi lain, Hunt berhadapan dengan White Widow (Vanessa Kirby) sebagai broker atau sang perantara dengan penjahat Solomon Lane (Sean Harris).

Ketika aksi pengejaran dimulai, disitulah sebenarnya film MI Fallout juga dimulai. Aksi saling kejar, hantam dan berbahaya yang membuat nafas tertahan adalah roh yang membuat franchise ini asik buat ditonton. Koreografi akan adegan aksinya patut diberi nilai plus, bahkan bisa dibilang melebihi Bond ataupun Bourne.

Left to right: Rebecca Ferguson as Ilsa Faust and Tom Cruise as Ethan Hunt in MISSION: IMPOSSIBLE – FALLOUT

Around the Globe

Seperti sudah menjadi pakem dari awal kemunculannya, Mission Impossible juga semacam travelogue, yang membuat penontonnya berkeliling ke tempat eksotis atau memanjakan mata.

Jika di MI: Ghost Protocol dan MI: Rogue Nation, penonton diajak melihat keindahan dari menara Burj Khalifa dan atau menggantung di Airbus, kali ini, Hunt berpindah tempat dari Belfast ke Berlin, lalu Paris, London dan berakhir di Kashmir.

Jika Belfast dan Berlin adalah awal cerita yang penuh drama, Hunt mulai beraksi di jalanan indah Paris. Dikejar polisi, penjahat dan juga IMF, ia mengendari motor dengan kecepatan tinggi melintasi Arc de Triomphe hingga Grande Opera.

Tak cukup sampai di sana, ia lalu berlari dan melompat di antara gedung tinggi di London, serta mengakhiri pengejarannya di desa dengan lembah yang indah, Kashmir.

Menariknya, dalam catatan produksi, keindahan Kashmir di film bukanlah Kashmir sebenarnya. Itu merupakan set yang dibuat sedemikian rupa oleh tim produksi yang mengambil latar di Selandia Baru. Setting lembah Kashmir dibuat semirip mungkin.

Tom Cruise plays Ethan Hunt in MISSION: IMPOSSIBLE – FALLOUT, from Paramount Pitcures and Skydance.

Reuni dan Wajah baru 

Mission Impossible: Fallout bagaimanapun adalah sebuah franchise dari kisah MI yang dibangun Cruise sejak hampir dua dekade. Di sini, akan tampak wajah-wajah familiar dengan kisah MI, dari mulai Julia, Luther, Benji atau Ilsa Faust.

Namun, sebagai daya tarik cerita, mau tak mau MI harus menghadirkan wajah baru dan segar. Di sinilah hadir karakter Walker (Cavill). Populer berkat perannya sebagai Superman, aksi Cavill menjadi pendamping sekaligus mengiringi Hunt yang ‘super’. Untungnya, Cavill adalah cast yang tepat, yang dapat mengimbangi aksi Hunt.

Left to right: Henry Cavill and Angela Bassett in MISSION: IMPOSSIBLE – FALLOUT

Karakter Walker sendiri sangat kompleks. Penonton dibuat penasaran dari awal kemunculannya, apakah ia protagonis, atau punya hidden agenda di balik itu.

Ia menolong Hunt tapi ia juga mengkhianatinya. Semua cerita saling terkait, dan kredit cerita ini patut diberikan pada penulis dan juga sutradara Christopher McQuarrie (sutradara Mission Impossible 5, Jack Reacher, dan The Usual Suspect). Di luar cerita yang sederhana, ia mampu mengemas berbagai adegan dengan baik.

Namun, di luar itu semua, Tom Cruise-lah yang patut mendapat kredit lebih. Kabarnya, ia juga kembali berperan tanpa stunt, dan meminimalisir adegan CGI, dan mengambil gambar senyata mungkin. Termasuk adegan menegangkan ketika ia melompat dari helikopter di ketinggian ribuan kaki, berlari kencang di antara gedung pencakar langit, mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, dan kembali meregang nyawa di antara pengejaran helikopter di udara.

Kali ini, lewat Mission Impossible: Fallout, Tom Cruise seakan membuktikan dirinya salah satu aktor yang patut diperhitungkan, di antara angkatannya. Di usia 56 tahun, ia masih menjadi aktor yang mampu memberikan sesuatu yang ‘besar’, dan mengasikkan. Aksinya yang terus berlari dan mungkin lebih cepat dari Bolt akan menempel di ingatan.

Source: Her World Indonesia

LEAVE A REPLY