Dwayne Johnson aktor papan atas Hollywood sekaligus mantan pegulat profesional yang mendunia dengan julukan The Rock belum lama ini menyampaikan pengakuan emosional yang menggugah. Dalam kurun waktu dua dekade terakhir, ia mengungkap telah kehilangan 15 sahabat dekat akibat kecanduan dan bunuh diri yang tidak mendapatkan penanganan memadai. Kisah pilu tersebut ia bagikan secara terbuka dalam sebuah wawancara bersama Variety, bertepatan dengan promosi film terbarunya, The Smashing Machine. Film ini sendiri terinspirasi dari perjalanan hidup nyata legenda UFC, Mark Kerr, dan menjadi medium bagi Johnson untuk menyoroti sisi gelap perjuangan mental, tekanan hidup, serta dampak tragis kecanduan isu yang menurutnya, masih kerap diabaikan meski begitu dekat dengan kehidupan banyak orang.
Film The Smashing Machine bagi Dwayne Johnson bukan sekadar proyek Hollywood biasa, melainkan sebuah karya yang sarat makna personal. Ia menyebut film ini sebagai “love letter” bagi mereka yang tengah berjuang melawan kecanduan, termasuk sahabat-sahabatnya yang telah tiada. Johnson mengungkap bahwa kehilangan 15 teman dalam rentang dua dekade terakhir menjadi dorongan emosional yang kuat baginya untuk terlibat dalam film tersebut. Dalam wawancaranya dengan People.com, ia mengatakan bahwa “The Smashing Machine is a love letter to the men and women who are struggling those who made it through the hard times, and those who didn’t make it to the other side”. Pernyataan ini menegaskan pesan universal bahwa perjuangan melawan depresi, kecanduan, dan tekanan hidup bukan semata soal menang atau kalah, melainkan tentang empati, kepedulian, dan dukungan antarsesama manusia.

Dalam wawancara itu, Dwayne Johnson secara terbuka mengungkap bahwa sepanjang dua dekade terakhir ia telah kehilangan 15 sahabat akibat penyalahgunaan zat dan bunuh diri, laporan tersebut disorot oleh Geo News. Istilah kecanduan yang dimaksud mencakup berbagai bentuk adiksi, mulai dari penggunaan obat pereda nyeri, opioid, hingga alcohol masalah yang kerap berkaitan erat dengan gangguan kesehatan mental, tekanan hidup, dan trauma mendalam. Tanpa penanganan yang tepat, kecanduan membawa konsekuensi serius dan berisiko fatal, termasuk overdosis maupun tindakan bunuh diri.
Pengalaman Dwayne Johnson dalam membahas isu kesehatan mental tidak hanya lahir dari posisinya sebagai figur publik, tetapi juga dari perjalanan hidup yang penuh tekanan dan luka emosional. Ia pernah mengungkap bahwa saat berusia 15 tahun, ibunya, Ata Johnson, sempat mencoba mengakhiri hidupnya setelah menghadapi masalah keluarga, dan Johnson berhasil menyelamatkannya dari jalan raya yang ramai, sebuah peristiwa traumatis yang membekas kuat hingga dewasa. Selain itu, ia juga pernah mengalami depresi ketika impiannya berkarier di NFL kandas, termasuk setelah dikeluarkan dari Liga Sepak Bola Kanada, yang sekaligus memupus cita-citanya sebagai atlet profesional. Berangkat dari pengalaman-pengalaman tersebut, Johnson kerap menekankan pentingnya kepekaan dan komunikasi yang tulus, dengan benar-benar menanyakan kondisi emosional seseorang bukan sekadar basa-basi “apa kabar?” agar tercipta ruang dialog yang lebih dalam, jujur, dan bermakna.
Mengangkat kisah tentang kehilangan orang-orang terdekat tentu bukan perkara mudah, terlebih bagi Dwayne Johnson yang hidup di bawah sorotan publik. Namun, ia memilih berbicara terbuka karena dua tujuan utama. Pertama, Johnson ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental dengan membagikan pengalaman pribadinya, sekaligus mengikis stigma yang selama ini membuat isu tersebut dianggap tabu atau memalukan, sebagaimana disorot Geo News. Kedua, ia berharap pengakuan ini dapat mendorong publik untuk lebih peduli dan peka terhadap tanda-tanda stres, depresi, maupun gangguan kesehatan mental di sekitar mereka, baik pada anggota keluarga, sahabat, maupun rekan kerja sebelum semuanya terlambat.

Kisah yang dibagikan Dwayne Johnson jauh melampaui ranah gosip atau berita selebritas semata. Pengakuannya menjadi cermin kuat tentang betapa nyata dan dekatnya persoalan kesehatan mental dengan kehidupan banyak orang, tanpa memandang status, profesi, atau ketenaran. Dengan berbicara terbuka mengenai kehilangan 15 sahabat akibat kecanduan dan bunuh diri, Johnson menyampaikan pesan bahwa perjuangan mental adalah pengalaman manusiawi yang bisa dialami siapa saja, dan tidak seharusnya dipendam dalam kesendirian.
Lebih dari itu, keterbukaan tersebut menegaskan pentingnya keberanian untuk mengungkapkan perasaan, mengakui luka, dan mencari pertolongan sebelum semuanya terlambat. Johnson juga mengingatkan bahwa dukungan sosial entah melalui keluarga, sahabat, atau komunitas memiliki peran krusial dalam membantu seseorang bertahan melewati masa paling gelap dalam hidupnya. Pada akhirnya, kisah ini menjadi ajakan kolektif untuk lebih peduli, lebih peka, dan lebih hadir bagi satu sama lain, karena empati dan perhatian yang tulus dapat menjadi harapan, bahkan penyelamat nyawa.
- Dwayne Johnson Ungkap Kehilangan 15 Teman karena Kecanduan dan Bunuh Diri dalam Dua Dekade, Kisah, Makna, dan Pesan Penting untuk Kesehatan Mental - Dec 19, 2025
- Bocoran Teaser Avengers: Doomsday Terungkap, Ini Semua yang (Diduga) Sudah Kita Ketahui - Dec 18, 2025
- Olivia Dean Ungkap Pesan Ibu Tunggal yang Membuatnya Kecam Harga Tiket “Disgusting” Ticketmaster - Dec 17, 2025









