Kabar terbaru ini sontak menghebohkan para pecinta film dan musik. Proyek film komedi live-action yang mempertemukan Kendrick Lamar dengan duo kreator South Park, Trey Parker dan Matt Stone, resmi dihapus dari jadwal rilis Paramount dan dinyatakan ditunda tanpa batas waktu. Padahal, sejak pertama diumumkan, film ini sudah beberapa kali mengalami perubahan jadwal. Kini, proyek tersebut tidak lagi memiliki tanggal tayang yang jelas di bioskop. Meski begitu, pihak studio menegaskan bahwa proses produksi masih berjalan dan tim kreatif terus mengerjakan penyempurnaan film tersebut sebelum siap dirilis ke publik.
Proyek film ini pertama kali diperkenalkan beberapa tahun lalu sebagai kerja sama ambisius antara Park County studio milik Trey Parker dan Matt Stone dengan PGLang, perusahaan kreatif milik Kendrick Lamar dan Dave Free. Naskahnya ditulis oleh Vernon Chatman, sosok yang dikenal dengan gaya humor satir dan eksperimental, sehingga sejak awal proyek ini langsung menarik perhatian sebagai komedi live-action yang berani dan sarat provokasi. Seiring perkembangannya, jadwal rilis film ini terus mengalami perubahan. Paramount sempat menetapkan tanggal tayang baru pada 20 Maret 2026, memberikan harapan bahwa proyek tersebut akhirnya akan segera meluncur. Namun, keputusan terbaru justru mengejutkan film tersebut ditarik sepenuhnya dari kalender rilis dan kini tidak memiliki jadwal tayang baru sama sekali.
Sebelum penghapusan terbaru ini, film tersebut memang sudah beberapa kali bergeser dari rencana awal. Laporan pertama menyebutkan bahwa proyek tersebut ditargetkan rilis pada Juli 2025, sebelum kemudian diundur ke 2026. Penundaan tanpa batas waktu yang diumumkan sekarang menjadi lanjutan dari serangkaian pergeseran jadwal yang telah terjadi sebelumnya menunjukkan bahwa produksi ini menghadapi perjalanan yang jauh lebih panjang dari yang diperkirakan sejak awal.
Menurut berbagai laporan media, Park County dan PGLang memastikan bahwa pengerjaan film tersebut tetap berjalan meski jadwal rilisnya dicabut. Dalam pernyataan singkat yang dikutip dari beberapa publikasi, kedua pihak menegaskan bahwa mereka “sedang bekerja keras menyelesaikan film ini”. Pernyataan ini memberi sinyal kuat bahwa penundaan yang terjadi bukanlah tanda pembatalan, melainkan bagian dari proses kreatif dan teknis yang masih membutuhkan waktu tambahan.

Di sisi lain, Paramount sendiri belum memberikan penjelasan mendalam terkait alasan pasti di balik keputusan penundaan ini. Tidak ada rincian mengenai faktor internal seperti strategi pemasaran baru, penyesuaian jadwal perilisan film lain, ataupun kebutuhan tambahan dalam tahap pascaproduksi. Minimnya informasi ini membuat publik hanya bisa berspekulasi, sementara studio dan tim kreatif terus melanjutkan proses penggarapan hingga hasil akhirnya benar-benar siap dipersembahkan kepada penonton.
Beberapa media hiburan juga menyoroti beredarnya rumor mengenai premis cerita film ini. Konon, alurnya mengikuti kisah seorang pria muda kulit hitam yang bekerja sebagai reenactor dalam pertunjukan sejarah perbudakan. Konflik muncul ketika ia mengetahui bahwa nenek moyang kekasihnya yang berkulit putih ternyata pernah menjadi pemilik leluhurnya. Jika benar demikian, konsep ini berada di ranah satir sosial yang sangat peka tema yang bisa memicu diskusi besar mengenai isu ras, warisan sejarah, hingga cara industri hiburan merepresentasikannya.
Kolaborasi antara Trey Parker dan Matt Stone, yang dikenal dengan gaya humor tajam dan provokatif, dengan Kendrick Lamar, yang sering mengangkat persoalan rasial dan ketidakadilan sosial dalam karya-karyanya, membuat proyek ini semakin menarik perhatian. Kombinasi tersebut membuka peluang terciptanya film yang berani, bernuansa kritik sosial, sekaligus penuh kontroversi. Namun demikian, perlu digarisbawahi bahwa seluruh detail terkait sinopsis ini masih sebatas rumor. Hingga kini, pihak produksi belum memberikan konfirmasi resmi mengenai jalan cerita film tersebut.
Alasan di balik penundaan proyek ini belum dijelaskan secara rinci oleh Paramount, sehingga satu-satunya cara untuk memahami situasinya adalah dengan meninjau faktor-faktor umum yang sering terjadi dalam industri film ketika sebuah produksi besar bergeser dari jadwal. Salah satu kemungkinan terbesar adalah proses pasca produksi yang memakan waktu lebih panjang. Film dengan muatan satir dan tema sensitif biasanya memerlukan penyuntingan yang lebih hati-hati, penyesuaian nada cerita, hingga uji penonton untuk memastikan penyampaian pesan tidak melenceng. Jika ditemukan adegan yang perlu direkam ulang atau disusun ulang, jadwal rilis pun terpaksa berubah hal yang selaras dengan pernyataan tim kreatif bahwa mereka masih terus menyelesaikan filmnya.
Selain itu, konflik jadwal para talenta utama juga bisa menjadi penyebab. Kendrick Lamar dikenal memiliki agenda musik dan tur yang padat, sementara Trey Parker dan Matt Stone terus disibukkan oleh produksi South Park serta berbagai proyek lain. Ketidaksinkronan jadwal seperti ini bisa menghambat proses kreatif dan teknis, sehingga studio harus melakukan penyesuaian ulang.

Faktor strategis dari sisi distribusi juga tidak dapat diabaikan. Studio kerap mengatur ulang tanggal perilisan untuk menghindari bentrokan dengan film besar lain atau memilih periode rilis yang dinilai lebih menguntungkan secara komersial, seperti musim liburan atau saat kompetisi box office lebih longgar.
Terakhir, potensi kontroversi turut menjadi pertimbangan. Mengingat film ini diduga mengangkat isu sensitif seperti ras dan sejarah perbudakan, Paramount mungkin membutuhkan waktu tambahan untuk mengelola risiko reputasi, menyiapkan materi komunikasi, atau menyusun strategi promosi yang lebih matang sebelum merilisnya ke publik. Meski bersifat spekulatif, pertimbangan ini sejalan dengan karakter proyek yang memang berada di area sensitif dan rawan perdebatan.
Penundaan tanpa batas waktu ini tentu meninggalkan kekecewaan bagi para penggemar yang telah menantikan kolaborasi unik antara Kendrick Lamar dan duo kreator South Park. Namun, jika dilihat dari perspektif industri film, langkah ini justru menunjukkan sikap hati-hati yang diperlukan untuk proyek dengan sensitivitas tinggi. Perpaduan antara satire, isu rasial, serta reputasi besar para kreator menuntut proses penyempurnaan yang cermat agar karya akhirnya tidak hanya kuat secara artistik, tetapi juga mampu menangani tema-tema yang rumit tanpa menciptakan kontroversi yang tidak perlu.
Saat ini, yang jelas adalah bahwa Paramount telah resmi menarik film tersebut dari jadwal rilis 20 Maret 2026. Park County dan PGLang juga telah memastikan bahwa proses produksi tetap berjalan dan tim kreatif terus menyempurnakan proyek ini. Meski belum ada tanggal rilis baru, perkembangan berikutnya kemungkinan baru akan diumumkan setelah tahap pascaproduksi mencapai titik stabil dan studio memiliki strategi distribusi yang lebih matang. Sampai saat itu tiba, publik hanya bisa menunggu sambil berharap bahwa penundaan ini berujung pada film yang lebih solid dan lebih siap dihadirkan ke layar lebar.







