Pada pembukaan coachella 2025, Lady Gaga merayakan “Mayhem In the Desert” dengan sebuah pertunjukan yang tak hanya memukau secara visual, namun juga sarat akan kedalaman konseptual. Bertajuk “The Art Of Personal Chaos,” show berdurasi dua jam ini mungkin tampak seperti konser biasa, namun sesungguhnya adalah sebuah komentar yang dikurasi dengan cermat tentang esensi fame, citra publik, dan beban berat untuk mempertahankan keduanya.
Di awal acara, layar lebar menampilkan Gaga dari masa lalu dan masa kini. Menampilkan manifesto kekacauan yang sesuai dengan konsep album barunya, “Mayhem,” yang bertengger kuat di peringkat satu pada tangga lagu. Gaga membagi penampilannya jadi lima bagian yang berbeda, dengan koreografi keren dari Parris Goebel dan tentu saja, lagu-lagu hitsnya.
Gaga banyak membawakan lagu dari album barunya, karena penampilannya di Coachella ini juga jadi pemanasan untuk tur “The Mayhem Ball.” Tapi yang menarik, ia juga menyanyikan lagu-lagu lamanya dengan aransemen atau cerita yang berbeda, membuat lagu-lagu itu terasa baru lagi dan membuat penggemar berpikir tentang apa itu ketenaran.
Ketenaran memang topik yang sering ada di lagu-lagu Gaga, bahkan album pertamanya berjudul “The Fame” dan ada lagu “Paparazzi.” Di album “Mayhem,” Gaga kembali membahas ketenaran tapi dengan musik electro-pop yang lebih dark dan industrial.
Panggung Coachella malam itu disulap jadi seperti gedung opera yang juga mirip kastil horor, sesuai dengan tagline Gaga, “Dance or die.” Seluruh show terasa hidup, apalagi Gaga memakai headset mic yang bikin setiap nafasnya terdengar. Cerita dalam lima babak itu seperti melihat kembali berbagai era Lady Gaga di masa lalu, yang semuanya masih ada dalam dirinya.
Di bagian pertama, Gaga berambut bob hitam menyanyikan “Bloody Mary” dari album lamanya. Lalu, ia mencampur lagu lama dan baru, seperti “Judas” dan lagu barunya “Abracadabra.” Ia menutup bagian ini dengan lagu hits “Poker Face.” Di bagian akhir ini, Gaga menirukan permainan catur yang menegangkan melawan dirinya sendiri – dan Gaga masa kini yang menang.
Di bagian kedua, Gaga pirang terlihat seperti dikubur tapi masih hidup, bergerak di antara kerangka. Bagian ini dibuka dengan lagu “Perfect Celebrity” lalu “Disease” dan penampilan sederhana tapi emosional dari “Paparazzi” yang terasa sangat pas dengan tema malam itu. Gaga bertanya kepada penggemarnya, masih dengan gaya pirangnya, apakah ia ingin bangun dari mimpinya tentang ketenaran jika ternyata penggemarnya tidak ada di sana.
Lalu masuk bagian ketiga dengan lagu-lagu dari album “Mayhem” bersama Gesaffelstein, seperti “Killah” dan “Zombieboy,” juga lagu kolaborasinya dengan Bruno Mars, “Die With a Smile,” dan lagu barunya “How Bad Do U Want Me.” Di bagian keempat, Gaga kembali dengan gaya rambut bob hitamnya.
Sebelum menyanyikan lagu semangat “Born This Way” yang diakhiri dengan kembang api, Gaga bilang ke penonton bahwa mereka bebas menjadi diri mereka sendiri. Ia menunjukkan bahwa semua versi dirinya ada di tempat ia berada sekarang.
Sebagai penutup yang lebih intim, Gaga menyanyikan “Shallow” sendirian diiringi piano di ujung panggung. Sambil melihat penonton, ia berharap suatu hari bisa “menghilang” ke dalam diri mereka. Lalu ia menyanyikan “Vanish Into You” sambil berjalan di dekat penggemar, bahkan berpegangan tangan dan bernyanyi di depan mereka sebelum kembali ke panggung dan menghilang.
Setelah beberapa menit lampu redup, banyak penonton tetap menunggu, yakin Gaga akan kembali. Benar saja, encore pun dimulai, Gaga muncul dan berkata, “Kita adalah monster – dan monster tidak pernah mati,” ungkapnya seperti yang dikutip dalam Billboard. Sebelum mengakhiri malam itu dengan versi panjang dari lagu hitsnya, “Bad Romance.” Setelah dua jam pertunjukan yang penuh seni dan makna, lagu itu terasa punya arti yang lebih dalam, seperti permohonan cinta kepada para penggemarnya.
Meskipun ketenaran terkadang terasa seperti “bad romance” bagi Gaga, malam itu ia menjadikannya miliknya sepenuhnya. Ia memberikan pandangan yang jujur dan menghibur tentang menjadi seorang superstar, sambil terus membuktikan dirinya sebagai salah satu yang terbesar.
- Kejutan Magis! Isla Fisher Kembali ke Dunia Penuh Ilusi dalam “Now You See Me: Now You Don’t” Setelah Penantian 12 Tahun - Apr 30, 2025
- Deretan Juri Kelas Dunia, Mulai dari Halle Berry hingga Jeremy Strong Siap Meriahkan Festival Film Cannes ke-78 - Apr 29, 2025
- Kolaborasi Global Terwujud, Maroon 5 Gandeng Lisa BLACKPINK dalam Single “Priceless” yang Dinanti - Apr 28, 2025